Poster film Tentang Dia ini mengecoh sekali, ya? Dua orang perempuan, satu memeluk yang lain, sementara di kejauhan, Fauzi Baadila menatap dengan postur yang tampak merajuk. Sekilas kita menyangka, ini film bercerita tentang kisah cinta membingungkan akibat orientasi seksual. Tidak salah, sih. Tapi, tidak bener juga :D. Cerita sebenarnya lebih asyik jika ditonton sendiri.
Ini adalah film ke-5 yang saya tonton yang dibintangi Adinia Wirasti. Film pertama, yang membuka pintu suka aktingnya Adinia adalah Cek Toko Sebelah. Film selanjutnya adalah Critical Eleven, Laura dan Marsha, lalu Suatu Hari Nanti. Sebenarnya saya juga dulu nonton AADC, tapi saat itu Adinia belum menarik perhatian. Mungkin tenggelam oleh Dian Sastro.
Di film ini, Adinia menjadi Rudi. Nama yang cowok banget. Saya berharap ada latarnya kenapa seorang perempuan namanya Rudi. Itu bukan nama aslinya. Meskipun alasan penamaan itu tidak muncul, setidaknya kisah hidup Rudi ada dalam film ini, meskipun hanya dituturkan sedikit di hampir akhir film oleh Pak Dibyo yang sangat kalem.
Nah, meskipun tidak disebutkan alasannya, penamaan Rudi menjadi satu elemen penting dalam cerita. Cerita akan berjalan lain jika nama Adinia bukanlah Rudi, atau nama laki-laki lain, tapi nama perempuan. Justru nama Rudi inilah yang sebenarnya bisa disebut pemicu konflik yang mengarahkan pada klimaks film. Saya tidak harus dikatakan pemberi spoiler ya jika mengatakan bahwa ini film sedih. Dan salah satu penyebab kesedihan yang muncul dalam film ini bisa dikatakan adalah akibat nama Rudi itu.
Salah satu keunikan dalam film ini adalah terdapat satu adegan yang saya pikir orisinal banget. Yaitu ketika Rudi bicara keras-keras ke Gadis yang ada di sebrang jalan. Rudi bicara keras agar terdengar, mengalahkan suara kendaraan lewat. Tapi, jangankan Gadis, kita pun sebagai penonton tidak jelas benar mendengarkan omongan Rudi. Saya pikir awalnya ini adalah kesalahan teknis di sistem audio. Tapi ternyata tidak. Ini adalah bagian dari elemen kejutan dalam cerita karena adegan ini akan diulang lagi nantinya dengan suara yang diperjelas.
Meskipun saya menilai film ini secara keseluruhan bagus, ada beberapa bagian yang kurang sreg. Contohnya adalah adegan hujan-hujanan. Membangkitkan adegan sendu atau romantis, di bawah hujan, sudah sangat basi. Akan tetapi, film ini masih menggunakannya. Baik untuk mengentalkan efek derita Rudi, maupun melambungkan efek romantis Randu-Gadis. Padahal, dengan kemampuan menghadirkan adegan sekeren bundaran HI yang kosong, harusnya sutradara juga mampu membuat sinematik baru untuk mengganti adegan hujan-hujanan tadi.
7/10